Senin, 05 Januari 2009

Pengelolan fisik

BAB II.
PENGELOLAAN FISIK

  1. Solum tanah
  2. Warna tanah
  3. Tekstur tanah
  4. Air tanah, irigasi & drainase
  5. Bahan organik, mikroorgm & struktur tanah

BAB II. PENGELOLAAN FISIK TANAH

1. SOLUM TANAH

Solum tanah adalah kedalaman lapisan tanah dari permukaan hingga bahan induk tanah.

Solum tanah adalah penampang tanah dimulai dari horizon A hingga horizon B

Kedalaman solum tanah sangat bervariasi tergantung perkembangan tanah, mulai dari 5 cm – 10 an m

Kegunaan mengetahui solum tanah adalah bahwa ketebalan solum tanah sangat menentukan perkembangan akar, bila solum tanah tipis makan perkembangan akar akan terhambat dan sebaliknya

Tata nama horizon & sifatnya

Horizon O yaitu :

Horizon organik tanah-tanah mineral :

(1) terbentuk di atas tanah mineral

(2) Didominasi oleh bahan organik yg segar atau sebag telah terdekomposisi

(3) Mengandung >30% B.O. jika fraksi lempung > 50%, atau >20% B.O. jika tidak mengandung fraksi lempung

Horizon A : lapisan mineral yg terdiri atas :
(1) horizon dimana B.O. terakumulasi
(2) horizon yg kehilangan lempung, Fe, Al, (horizon
eluviasi) shg tinggal mineral 2x yg resisten seperti
kuarsa
(3) transisi antara horison B & C

Horizon B memiliki 1 atau lebih sifat-sifat seperti di bawah ini :

(1) Merupakan horizon illuviasi (hor. Pengendapan) lempung, silikat, Fe, Al, atau humus yg berasal dr Hor. A

(2) Adanya akumulasi sesquioksida dari lempung silikat, karena
terlindinya karbonat^2 atau garam-garam terlarut
(3) Adanya coating (mantel) mineral^2 sesquioksida
(becak0becak) yg berwarna gelap, atau kemerahan
(4) Mulai terbentuknya struktur granuler, gumpal atau prisma
karena adanya proses alterasi yaitu terbentuknya lempung-
lempung silikat ataupun pembebasan oksida^2

HORIZON C :

Merupakan lapisan mineral yg sifat-sifatnya masih menyerupai bahan induknya . Atau batuan induk yang telah mengalami pelapukan

HORIZON R :

Lapisan batuan induk

Solum tanah tidak dapat direkayasa, karena kedalaman solum tanah sangat tergantung dari perkembangan tanah (umur tanah), sehingga solum tanah merupakan faktor yang permanen.

2. WARNA TANAH

Warna tanah dapat digunakan sebagai petunjuk tentang sifat-sifat tanah antara lain : kandungan bahan organik tanah, keadaan drainasi dan aerasi tanah. Warna tanah gelap biasanya banyak mengandung bahan organik Warna tanah kelabu (grey) memberikan petunjukan bahwa pada lapisan tanah tersebut telah terjadi reaksi REDOKS (akibat dari pebasahan dan pengeringan lapisan tanah). Biasanya tanah-tanah yg berwarna gelap mempunyaiaerasi dan srainasi yang buruk

Selain itu warna tanah sangat berpengaruh terhadap suhu tanah, warna gelap dapat menyerap sinar matahari lebih intensif dibandingkan warna tanah yg terang, sehingga pada tanah-tanah yg warnanya gelap suhu tanah hangat, maka patogen-patogen tanah mati (rendah populasinya)

PENGELOLAAN WARNA TANAH :

Warna tanah dapat digunakan sebagai petunjuk tentang sifat-sifat tanah seperti kandungan bahan organik, Kondisi drainase dan aerasi. Selain itu warna dapat juga digunakan untuk membedakan jenis tanah, ataupun perbedaan horizon-horizon tanah

Warna tanah disebabkan adanya B.O. Oksida^2 besi (Fe) maupun garam-garam yg terakumulasi, selain itu juga disebabkan karena drainase dan aerasi.
(1) B.O yg tinggi menyebabkan tanah berwarna gelap, seperti kelabu
gelap, coklat gelap,
(2) Jika drainase dan aerasi tanah jelek dan kandungan B.O. nya tinggi
maka warna tanah menjadi gelap dan sebaliknya bila hal ini terjadi
pada tanah yang B.O. nya rendah, maka warna tanahnya adalah
kelabu terang

(3) Jika pada tanah terjadi fluktuasi air naik turun (keadaan oksidasi-reduksi yg bergantian maka akan terbentuk becek-becak berwarna kuning, becak-becak ini berasal dari senyawa Fe. Apabila keadaan anaerob maka Fe berwarna kuning dan apabila keadaan aerob maka fe akan berwarna merah

untuk tanah-tanah yang gelap, yang mana kandungan bahan organiknya tinggi tetapi aerasi dan drainasinya jelek dapat dilakukan dengan memperbaiki struktur tanah dengan cara pengolahan tanah maupun melakukan pengatusan (drainasi) dengan membuat saluran-saluran drainasi.

3. PENGELOLAAN TEKSTUR TANAH

Tekstur tanah adalah perbandingan % ase fraksi-fraksi penyusun tanah (fraksi pasir, debu dan lempung). Tekstur tanah digolongkan ke dalam 3 golongan besar yaitu : Tekstur Pasiran, Geluhan dan Lempungan.

Warna tanah disebabkan adanya B.O. Oksida^2 besi (Fe) maupun garam-garam yg terakumulasi, selain itu juga disebabkan karena drainase dan aerasi.
(1) B.O yg tinggi menyebabkan tanah berwarna gelap, seperti kelabu gelap, coklat gelap,
(2) Jika drainase dan aerasi tanah jelek dan kandungan B.O. nya tinggi maka warna tanah menjadi gelap dan sebaliknya bila hal ini terjadi pada tanah yang B.O. nya rendah, maka warna tanahnya adalah kelabu terang

(3) Jika pada tanah terjadi fluktuasi air naik turun (keadaan oksidasi-reduksi yg bergantian maka akan terbentuk becek-becak berwarna kuning, becak-becak ini berasal dari senyawa Fe. Apabila keadaan anaerob maka Fe berwarna kuning dan apabila keadaan aerob maka fe akan berwarna merah

untuk tanah-tanah yang gelap, yang mana kandungan bahan organiknya tinggi tetapi aerasi dan drainasinya jelek dapat dilakukan dengan memperbaiki struktur tanah dengan cara
pengolahan tanah maupun melakukan pengatusan (drainasi) dengan membuat saluran-saluran drainasi.

3. PENGELOLAAN TEKSTUR TANAH

Tekstur tanah adalah perbandingan % ase fraksi-fraksi penyusun tanah (fraksi pasir, debu dan lempung). Tekstur tanah digolongkan ke dalam 3 golongan besar yaitu : Tekstur Pasiran, Geluhan dan Lempungan.

Tekstur tanah sangat mempengaruhi sifat-sifat fisik tanah seperti luas permukaan partikel tanah, plastisitas, permeabilitas, kemampuan tanah mengikat air dan hara, kekerasan, kemudahan olah tanah, kesuburan dan produktifitas tanah. Tetapi tekstur tanah ini tidak terlepas dari jenis lempung dan mineral batuan yang terkandung.

Pengelolaan tekstur tanah tidak dapat dilakukan secara langsung, karena terkstur tanah sifatnya adalah permanen, artinya tidak dapat diubah, tetapi pengelolaan tekstur tanah dapat dilakukan secara tidak langsung yaitu dengan memperbaiki struktur tanah. Atau penambahan Bahan Organik.

PENGELOLAAN TANAH
1. Tekstur tanah yg berpengaruh baik thd tanaman adalah …….
2. Bgm cara mengelola tekstur tanah agar pertumbuhan tan menjadi baik

Pengelolaan Air tanah, irigasi & drainase

Apa yg dimaksud air tanah

Dari mana asalnya air tanah

Apa fungsi air tanah thd pertumbhn tan

Bgm cara mengelola (memelihara air tanah)

Irigasi & Drainasi
Apa yg dimaksud dengan irigasi dan apa 7 an nya

Sebutkan berbagai macam system irigasi

Tanah-tanah apa yg membutuhkan irigasi

Apa yg dimaksud dengan drainasi dan apa 7 an nya
Sebutkan berbagai macam sistem drainasi
tanah-tanah apa yg membutuhkan drainasi

5. Bahan organik, mikroorgm & struktur tanah

1. Apa yang dimaksud dengan bahan organik ?

2. Apa fungsi B.O terhadap karakter (sifat-sifat) tanah ?

3. Bgm cara pengelolaan B.O dalam tanah

a. Sebutkan m.o dalam tanah yang bermanfaat bagi tanaman

b. Sebutkan m.o yang bersifat patogen bagi tanaman

c. Bgm cara mengelola m.o tanah yg bermanfaat bagi tanaman

  1. Bgm pengaruh struktur tanah thd pertumbuhan tanaman.
  2. Strutur tanah yg baik untuk tanaman adalah ……………..
  3. Bgm cara mengelola struktur tanah yg baik untuk tanaman

BAB III
PENGELOLAAN KIMIAWI TANAH

Sifat kimiawi tanah terkonsentrasi pada ketersediaan hara di dalam tanah untuk pertumbuhan tanaman.

Ketersediaan hara dalam tanah tergantung pada be berapa sifat tanah seperti, sifat bahan induknya sendiri, pH tanah, KPK tanah, daya sangga tanah

Hara tanah dapat berasal dari : dalam tanah itu sendiri dan dari luar tanah (pupuk)

Pupuk dapat berasal dari pupuk anorganik maupun pupuk organik.

  1. Bahan organik tanah
  2. Pemupukan & Pengapuran
  3. Pengelolaan hara tanah

Pengelolaan Bahan Organik

Pemupukan & Pengapuran

Pengelolaan Hara Tanah

MIKROORGANISME TANAH

Diantara mikroorganisme tanah yg berperan penting adalah : nematoda, protozoa, dan rotifera.

Tumbuhan tanah terdiri atas : Algae, fungi, aktinomicetes, bakteri.



Kamis, 18 Desember 2008

Kuliah Tanah

BAB I. PENDAHULUAN

  1. Batasan (Definisi) Tanah
  2. Perkembangan Konsep tentang tanah
  3. Tanah sebagai tubuh tanah berdimensi tiga
  4. Komposisi utama tanah

DEFINISI TANAH

Definisi Tanah secara umum

Definisi tanah dr seorang petani

Definisi tanah dari seorang Ir. Teknik Sipil

Definisi Tanah dari seorang ibu

Definisi tanah dari seorang ahli kimia

BAB I. DEFINISI TANAH

1. HILGARD & DOKUCHAEV ( PAKAR PEDOLOGI) :

Tanah sebagai tubuh alam bebas dan dinamis yang memperoleh sifat-sifatnya sesuai dengan gaya-gaya alamiah yang mengenainya. Gaya-gaya tersebut meru-pakan faktor-faktor pembentuk tanah yang mencakup : IKLIM, VEGETASI, BA-HAN INDUK, TOPOGRAFI DAN WAKTU.

2. J.J. BERZELIUS (PAKAR KIMIA) :

Tanah sebagai laboratorium kimia di alam yang didalamnya berlangsung proses-proses dekomposisi dan sintesis kimia secara tenang.

3. PAKAR GEOLOGI :
Tanah merupakan bahan alam yang rapuh yang menempati permukaan bumi

4. PAKAR TEKNIK SIPIL :
Tanah merupakan bahan yang menjadi landasan bangunan gedung-gedung, jalan raya dan landasan lapangan terbang.

5. PAKAR EDAFOLOGI
Tanah sebagai tubuh alam yang bersifat rapuh menempati permukaan bumi, me-ngandung
unsur- unsur hara, sehingga tumbuh-tumbuh an dapat tumbuh di atas-nya.

6. PAKAR AGRONOMI

Tanah adalah medium pertumbuhan ber-macam-macam tanaman yang diusahakan baik untuk perkebunan maupun pertanian

CABANG-CABANG ILMU TANAH :
1. PEDOLOGI
2. EDAFOLOGI
3. KIMIA TANAH
4. FISIKA TANAH

ILMU-ILMU LAIN YANG DIPERLUKAN (YANG MENDUKUNG

ILMU TANAH) :

1. KIMIA 2. FISIKA

3. BOTANI 4. ZOOLOGI

5. MIKROBIOLOGI 6. MINERALOGI & PETROGRAFI

7. KLIMATOLOGI 8. MATEMATIKA

DEFINISI TANAH SECARA UMUM :
Tanah merupakan bahan yang sangat kom-pleks yang tersusun atas partikel-partikel batuan, bahan organik, jasad hidup (mikro-organisme), air dan udara.

KEGUNAAN TANAH :

Tanah adalah sebagai sumber daya alam yang tiada ternilai harganya dalam mendukung kehidupan makhluk hidup di dunia ini

KOMPOSISI TANAH :
TANAH TERDIRI DARI 3 FASE YAITU :
1. Fase padat (50%) : - bahan anorganik (45%)
- bahan organic (5%)
2. Fase cair (25%)
3. Fase gas (25%)

FASE PADAT:

a. BAHAN ANORGANIK (MINERAL)

Bahan ini merupakan kerangka tanah. Bahan ini berasal dari mineral hasil pelapukan bahan induk (biasa disebut sebagai mineral primer)

b. BAHAN ORGANIK

Bahan organik tanah terdiri dari sisa-sisa tumbuhan maupun hewan yang berada di dalam tanah. Bahan organik ini termasuk dalam fase padat karena berbentuk koloid.

PARTIKEL TANAH :

Fase padat terdiri atas PARTIKEL TANAH yang merupakan butir-butir bahan yang menyusun tanah dalam berbagai ukuran yang disebut FRAKSI.

FRAKSI TANAH adalah :

Sekelompok partikel-partikel tanah yang mempu-nyai kisaran ukuran sama, dibagi menjadi 3 macam :

1. Fraksi pasir

2. Fraksi debu

3. Fraksi lempung

2. FASE CAIR
Fase cair penyusun tanah adalah air yang menempati pori mikro tanah dan biasa disebut sebagai larutan tanah

3. FASE GAS

Fase gas adalah udara yang menempati pori makro tanah dan berfungsi dalam respirasi akar.

SISTEM DISPERS

Fase padat, cair dan gas dalam satu kesatuan biasanya disebut sebagai satu sistem dispers.

Didalam sistem dispers ini fase cair mengelilingi/menyelimuti fase padat sebagai lapisan yang tipis, dengan adanya gaya tarik menarik antara partikel tanah dengan air (H2O), dimana semakin dekat letak lapisan air dengan permukaan partikel tanah ikatan antara keduanya semakin kuat dan sebaliknya semakin jauh letak lapisan air dengan permukaan partikel tanah maka ikatan antara keduanya semakin lemah.

Fase gas menempati ruang pori yang kosong, secara bebas, karena udara tidak dapat berikatan dengan partikel tanah maupun air, gas selalu menempati ruang-ruang yg kosong.

Sedangkan fase padat mendominasi dalam sistem tersebut.

BAB II.
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMBENTUKAN TANAH

HANS JENNY MEMFORMULASIKAN FAKTOR-FAKTOR PEMBENTUKAN TANAH SBB :

S = F (C, O, P, R, T,)

S = SOIL = TANAH

C = CLIMATE = IKLIM

O = ORGANISM = MAKHLUK HIDUP

P = PARENT MATERIAL = BAHAN INDUK

R = RELIEF = TIMBULAN = TOPOGRAFI

T = TIME = WAKTU

1. IKLIM
UNSUR-UNSUR IKLIM YANG BERPENGA-RUH TERHADAP PEMBENTUKAN TANAH ADALAH : curah hujan (air), suhu dan angin

a. PERAN CURAH HUJAN (AIR)

(1) Air sebagai pelarut,

(2) Berperan dalam reaksi-reaksi kimia

(3) Berperan dalam pelapukan fisik batuan melalui pembekuan air dalam pori-pori batuan

DAERAH YANG CURAH HUJANNYA TINGGI (TROPIS BASAH), SIFAT-SIFAT TANAH YANG TERBENTUK ADALAH :

SOLUM DALAM,

PELINDIAN INTENSIF

TEKSTUR HALUS

pH MASAM

UNSUR HARA MUDAH TERSEDIA

HORIZON-HORIZANNYA LENGKAP

PERAN SUHU
SUHU TINGGI -----> MEMUAI (Pada siang hari).
SUHU RENDAH -----> MENGKERUT. (malam hari
BATUAN PECAH KARENA PERBEDAAN SUHU ----> DISEBUT DISINTEGRASI

BIASANYA HAL INI TERJADI DI DAERAH KERING (ARID), SELAIN ITU FAKTOR ANGINPUN DI DAERAH INI SANGAT DOMINAN PERANNYA

SIFAT-SIFAT TANAH DI DAERAH KERING (ARID) :

TEKSTUR KASAR

pH BASIS

PELINDIAN JARANG TERJADI

HORIZON-HORIZON TIDAK TAM-PAK (TIDAK LENGKAP)

2. MAKHLUK HIDUP (ORGANISM)
a. MANUSIA (tergantung teknologi yg diterap-
kan)
b. HEWAN (hewan besar dominan pengaruhnya
pada daerah kering)
c. TUMBUH-TUMBUHAN (dominan pe-rannya
pada daerah basah)

3. BAHAN INDUK ADALAH :

BAHAN YANG BELUM MENANGGAPI TERHADAP KEADAAN PADA ATAU DEKAT PADA BIDANG SING-GUNG DNG ATMOSFIR, HIDROSFIR DAN BIOSFIR ATAU BAHAN YANG BELUM MENANGGAPI LING-KUNGAN PELAPUKAN DI TEMPAT BAHAN ITU BERADA.

3. BAHAN INDUK ADALAH :

BAHAN YANG BELUM MENANGGAPI TERHA-DAP KEADAAN PADA ATAU DEKAT PADA BI-DANG SINGGUNG DNG ATMOSFIR, HIDROSFIR DAN BIOSFIR ATAU BAHAN YANG BELUM ME-NANGGAPI LINGKUNG-AN PELAPUKAN DI TEMPAT BAHAN ITU BERADA.

KLASIFIKASI BAHAN INDUK :

  1. B. I. RESIDUAL
  2. B. I. ANGKUTAN (b.i. yang berasal dari tempat lain)
  3. B. I. KUMULUS
  4. B. I. MUNTAHAN VULKAN
  5. TANAH BULAN

BAHAN INDUK RESIDUAL
Terjadi dari perombakan batuan setempat, batuannya dapat berupa batuan beku, sedi-men & metamorfik

BAHAN INDUK ANGKUTAN

SIFAT-SIFATNYA :

  1. Telah mengalami sedikit/banyak perom-bakan di tempatnya semula
  2. Mengalami pengangkutan ke tempat lain, dan selama pengangkutan mengalami perombakan tambahan & mengalami pemilahan
  3. Mengalami perombakan lanjutan di tempat pengendapan.

BAHAN INDUK ANGKUTAN, dibedakan berdasarkan agensia pengangkutannya :

  1. B.I. aluvial : b.i. angkutan oleh aliran air
  2. B.I. kolivial : b.i. angkutan oleh gaya gravitasi
  3. B.I. solin : b.i. angkutan oleh aliran angin
  4. B.I. glasial : b.i. angkutan oleh aliran glasier
  5. B.I. Marine : B.i. yang terangkut dan diendapkan di bawah air asin
  6. B.I. Lakustrin : B.I. yang terangkut dan diendapkan di bawah air tawar

BAHAN INDUK KUMULUS
Yaitu bahan induk yang berasal dari bahan organik, contohnya tanah Gambut

BAHAN INDUK MUNTAHAN VULKAN

Yaitu bahan induk yang berasal dari letusan Gunung api, berupa lahan maupun abu vulkan

TANAH BULAN

4. FAKTOR RELIEF (TOPOGRAFI)

Yaitu : bentuk muka bumi yang terjadi karena perbedaan ketinggian tempat antara permukaan bumi yang satu dengan yang lain.

Bentuk-bentuk muka bumi :

  1. Datar
  2. Landai
  3. Miring
  4. Sangat miring
  5. Terjal
  6. Berombak
  7. Bergelombang
  8. Bergunung

Pengaruh relief thd pembentukan tanah :

  1. Mempengaruhi penerimaan air
  2. Menentukan terjadi/tidaknya erosi
  3. Menyebabkan terjadinya hujan
  4. Menyebabkan terjadinya perbedaan suhu
  5. Menyebabkan perbedaan s.m. yg diterima
  6. Menentukan jeluk tanah

5. FAKTOR WAKTU

Umur tanah dibedakan :

  1. Tahap Permulaan (100% b.i & 0% tanah)
  2. Tahap Juventil (75% b.i. & 25 % tanah)
  3. Tahap Viril (50% b.i. & 50% tanah)
  4. Tahap Senil (25% b.i. & 75 % tanah)
  5. Tahap akhir (Semua bahan tanah)